Kebahagiaan itu sederhana, yang asli tanpa campuran dan belum terkontaminasi itu yang nyata dan abadi, setuju ?
Agustin Yanna
bukan sebuah BEBAN , bukan sebuah TUGAS , bukan juga sebuah HUKUMAN , tapi sebuah TANGGUNG JAWAB yang harus dipertanggung jawabkan :)
Kamis, 14 Februari 2013
Sabtu, 29 Desember 2012
MEMBACA GRAFIK, TABEL, DAN BENTUK INFORMASI NONVERBAL LAINNYA
MEMBACA GRAFIK, TABEL, DAN BENTUK INFORMASI NONVERBAL LAINNYA
Informasi
verbal adalah informasi yang disampaikan dengan kata-kata. Adapun
informasi nonverbal adalah informasi yang disajikan dengan bentuk
visual, seperti gambar, bagan, grafik, diagram, matriks, dan tabel.
Bagan merupakan gambar rancangan/skema/alat peraga grafis untuk menyajikan data agar memudahkan penafsiran.
1. Grafik
adalah lukisan pasang surut atau naik turunnya suatu keadaan. Macamnya
ada grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran.
2. Diagram merupakan gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu.
3. Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah data atau informasi.
4. Peta adalah gambar yang menunjukkan letak suatu tempat
Berikut langkah-langkah membaca grafik, tabel, diagram, peta, dan
sebagainya.
1. Bacalah judulnya, karena judul ini memberikan ringkasan yang padat tentang informasi yang akan disampaikan.
2. Bacalah informasi yang ada di atas, di bawah, atau di sisinya, karena informasi
yang ada merupakan kunci penjelasan tentang materi yang disajikan.
3. Ajukan pertanyaan tentang tujuan grafik, peta, tabel, atau digram tersebut.
Kamis, 27 Desember 2012
PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK
Pemanfaatan Tanaman Jagung
|
Pemanfaatan
hasil ikutan tanaman jagung berupa batang dan daun yang masih muda,
dikenal sebagai jerami jagung dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak
sudah banyak dilakukan petani, namun belum seluruhnya optimal
pemanfaatannya. Selain diberikan pada ternak sebagai hijauan segar,
jerami jagung juga dapat diberikan sebagai hijauan pakan ternak yang
mengalami proses pengolahan teknologi pakan dalam bentuk hay dan silase.
Seiring berkembangnya
daerah-daerah sentra tanaman jagung yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan industri pakan ternak, tidak menutup kemungkinan juga dapat
dikembangkan menjadi kawasan daerah potensi petani penghasilan olahan
hijauan hasil ikutan tanaman jagung berupa silase dan hay akan
memberikan nilai tambah pada pendapatan keluarga petani.
|
Teknologi Pengolahan Jerami Jagung |
Pada saat
musim panen jagung tersedia jerami jagung yang melimpah, begitu selesai
masa panen jagung tidak jarang jerami jagung menjadi langka. karena itu
teknologi pengolahan pengawetan jerami jagung perlu dibudayakan oleh
petani ternak guna tersedianya hijauan pakan ternak sepanjang tahun dan
sekaligus akn meningkatkan kualitas mutu pakan. Pembuatan hay, jerami
jagung segar dilayukan dan dikeringkan untuk diawetkan dan disimpan
dalam beberapa waktu. proses pengeringan dan pelayuan pembuatan hay akan
menurunkan kandungan kadar air sampai tersisa dua puluh persen tanpa
adanya kerusakan nilai gizi pakan kecuali vitamin a dan d yang cenderung
turun. Jerami jagung yang baik untuk pembuatan hay adalah batang dan
daun jerami jagung yang masih berwarna hijau.
Pembuatan hay dilakukan
dengan dua cara yaitu model hamparan dan model pod. pembuatan hay model
hamparan, dengan cara menghamparkan jerami jagung yang sudah
dipotong-potong dilapangan terbuka dibawah sinar matahari. setiap hari
dilakukan pembalikan berulang-ulang sampai kering baru bisa disimpan dan
dapat digunakan pada saat musim paceklik pakan ternak. pembuatan hay
dengan model pod diperlukan sedikit tambahan biaya, diperlukan rak
sebagai tempat menyimpan jerntami jagung yang telah dijemur selama 1-3
hari. rak tempat menyimpan jerami jagung dapat berbentuk tripod yaitu
rak jerami berkaki tiga atau tetrapod (rak dengan kaki 4)pilihan rak
mana yang akan dipilih tidak mengikat, pastinya rak dapat digunakan
untuk menyimpan jermai jagung selama 3-6 minggu sebelum digunakan
sebagai pakan ternak.
Keuntungan pembuatan hay adalah:
Sedangkan kelemahan dari pembuatan hai adalah:
Pembuatan
silase, dilakukan dengan cara jerami jagung dipotong-potong dan
dimasukkan kedalam tempat/ruangan yang kedap udara dan dipadatkan untuk
disimpan dalam wadah tertentu.menghasilkan silase yang berkualitas baik
perlu diperhatikan benar temperatur pembuatan silase berkisar 27-35
derajat celsius dengan hasilnya:
Prinsip utama pembuatan silase adalah:
Persyaratan
lain yang harus dipenuhi oleh peternak yang akan membuat silase adalah
harus mempunyai luasan areal yang cukup untuk silo yaitu tempat
menyimpan hijauan proses pembuatan silase.idealnya pembuatan silase
disesuaikan dengan kebutuhan dengan patokan penggalian lubang setiap 150
meter kubik dapat menampung 150 kg bahan kering hijauan.
Bahan
baku silase jerami dapat menggunakan tanaman jagung yang belum panen
dan tanaman jagung setelah panen. pembuatan silase pada tanaman jagung
yang belum panen, kaya dengan kandungan gizi pakan utamanya zat gula
yang akan membantu dalam proses fermentasi dengan kandungan protein
mencapai 11-15 per sen dan disukai ternak. bila pilihan bahan baku
silase pada tanaman jagung yang masih muda, batang dan daun yang masih
hijau untuk pembuatan silase. sedangkan pada pembuatan silase yang
menggunakan bahan baku tanaman jagung setelah panen, pilihan jerami
jagung yang berwarna hijau mempunyai kandungan serat kasar lebih tinggi
dibandingkan dengan jerami warna kuning.
Kwalitas produksi silase
jerami jagung mempunyai kandungan gizi pakan mineral kalsium yang rendah
dan protein hanya mencapai 8,3 per sen karena itu perlu ditambahkan
urea dengan kadar 0,45 persen (4,5kg /ton silase) sebagaimana dianjurkan
direktorat pengembangan peternakan, yang akan memberikan peningkatan
pada kandungan protein silase jerami jagung dan cukup untuk memenuhi
kebutuhan protein sapi potong dan sapi perah. selain penambahan urea
sebaiknya pada saat pemberian pakan juga ditambahkan garam sebanyak 50
gr/ekor/hari. proses pembuatan silase jerami jagung dilakukan dengan
melayukan jerami jagung selama 2 hari dan dilakukan pemotongan dengan
ukuran 3-5cm, selanjutnyaa dilakukan pencampuran jerami jagung dengan
bahan-bahan yang diperlukan pembuatan silase. penambahan bahan-bahan
pembuatan silase akan mempercepat proses fermentasi, mencegah tumbuhnya
jamur dan bakteri pembusuk yang akan meningkatkan tekanan osmosis
sel-sel jerami jagung.
Bahan-bahan yang
digunakan untuk pembuatan silase ukuran 1 ton hijauan terdiri dari asam
organik(asam format, asam sulfat, asm aklorida/asam propionat)4-6 kg,
molasses atau tetes 40 kg, garam 30 kg,dedak padi 40 kg,menir 36 kg dan
onggok 30 kg. penambahan-bahan dilakukan secara merata keseluruh
potongan jerami jagung yang dibuat silase. pencamuran molasses atau
tetes sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan cara pencampuran secara
berlapis bergantian dengan campuran bahan dan jerami jagung yang
dipadatkan, pada saat penempatan jerami jagung pada lubang galian tanah
yang dikenal sebagai silo dan selanjutnya dilakukan penutupan silo.
Pemdatan jerami jagung
dilakukan setelah proses pencasmpuran semua bahan yang diperlukan
kecuali molasses/tetes, masukkan potongan jerami jagung dengan cara
diinjak-injak sepadat mungkin dalam silo yang sudah diberikan atas
lapisan plastik yang menjadi tempat penampungan selama proses pembutan
silase. pemberian molasses/tetes dapat dilakukan dengan cara tumpukan
padatan jerami jagung dasar ditambahkan molasses/tetes 2 bagian,
selanjutnya pada padatan tumpukan lapisan tengah jerami jagung dapat
diberikan molasses/tetes 3 bagian kemudian lapisan tengah padatan
tumpukan jerami jagung diberikan molasses/tetes 5 bagian. pencampurn
molasses/tetes secara bertahap ini akan bercampur merata selanjutnya
padatkan kembali dan tutup dengan plastik dan tanah. penggunaan silase
sebagai pakan ternak dapat dilakukan setelah 8 minggu proses pembuatan
silase, dengan cara pengambilanya bertahap sesuai dengan kebutuhan
konsumsi ternak dan segera lakukan penutupan kembali.
|
Beternak Kelinci
Sejarah Kelinci
Ternak
ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci
dijinakkan sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan,
bahan pangan dan sebagai hewan percobaan. Hampir setiap negara di
dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya
adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup
di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah
dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya
penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda,
di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa
disebut
trewelu dan sebagainya.
trewelu dan sebagainya.
Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Sub famili : Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.
Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White dan Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yang ada sebenarnya berasal dari dari Eropa yang telah bercampur dengan jenis lain hingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White dan Californian sangat baik untuk produksi daging, sedangkan Angora baik untuk bulu.
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Sub famili : Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.
Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White dan Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yang ada sebenarnya berasal dari dari Eropa yang telah bercampur dengan jenis lain hingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White dan Californian sangat baik untuk produksi daging, sedangkan Angora baik untuk bulu.
Manfaat
Manfaat
yang diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yang
sampai saat ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu
hasil ikutan masih dapat dimanfaatkan untuk pupuk, kerajinan
dan pakan ternak.
Persyaratan Lokasi
Dekat
sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan
asap, bau-bauan, suara bising dan terlindung dari predator.
Teknis Budidaya
Yang
perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah
persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan
bibit dan penyediaan pakan.
- Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21° C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm.
Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
- Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
- Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
-
Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar
untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar),
Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery
(susun piramid).
Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.
- Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
- Pembibitan
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.
- Pemilihan bibit dan calon induk
Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
- Perawatan Bibit dan calon induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
- Sistem Pemuliabiakan
Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
-
In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan
menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
- Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
-
Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk
mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan
yang merupakan
perpaduan 2 keunggulan bibit.
-
In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan
menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
- Reproduksi dan Perkawinan
Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore
hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
- Proses Kelahiran
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
- Pemilihan bibit dan calon induk
- Pemeliharaan
- Sanitasi dan Tindakan Preventif
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.
- Pengontrolan Penyakit
Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.
- Perawatan Ternak
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya.
- Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
- Pemeliharaan Kandang
Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit
dibersihkan dengan kreolin/lysol.
- Sanitasi dan Tindakan Preventif
Penyakit
- Bisul
Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.
- Kudis
Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh.
Pengendalian: dengan antibiotik salep.
- Eksim
Penyebab: kotoran yang menempel di kulit.
Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.
- Penyakit telinga
Penyebab: kutu.
Pengendalian: meneteskan minyak nabati.
- Penyakit kulit kepala
Penyebab: jamur.
Gejala: timbul semacam sisik pada kepala.
Pengendalian: dengan bubuk belerang.
- Penyakit mata
Penyebab: bakteri dan debu.
Gejala: mata basah dan berair terus.
Pengendalian: dengan salep mata.
- Mastitis
Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar.
Gejala: puting mengeras dan panas bila dipegang.
Pengendalian: dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
- Pilek
Penyebab: virus.
Gejala: hidung berair terus.
Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.
- Radang paru-paru
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.
Gejala: napas sesak, mata dan telinga kebiruan.
Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.
- Berak darah
Penyebab: protozoa Eimeira.
Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah.
Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
-
Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti
anjing. Pada umumnya pencegahan dan pengendalianhama dan
penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan
kandang, pemberian pakan yang sesuai dan memenuhi gizi
dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang sakit.
8. PANEN
- Hasil Utama
Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu
- Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk
- Penangkapan
Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar kelinci tidak kesakitan.
Pascapanen
- Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus. Pemberian minum tetap .
- Pemotongan
Pemotongan dapat dengan 3 cara:
- Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dengan benda tumpul pada kepala dan saat koma disembelih.
- Pematahan tulang leher, dipatahkan dengan tarikan pada tulang leher. Cara ini kurang baik.
- Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.
- Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dengan benda tumpul pada kepala dan saat koma disembelih.
- Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci digantung.
- Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.
- Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%.
Analisis Ekonomi Budidaya
- Analisa Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya kelinci didasarkan pada jumlah ternak per 20 ekor induk:
- Biaya Produksi
- Kandang dan perlengkapan Rp. 1.000.000,-
- Bibit induk 20 ekor @ Rp. 30.000, Rp. 600.000,-
- Pejantan 3 ekor @ Rp. 20.000,- Rp. 60.000,-
- Pakan
- Sayur + rumput Rp. 1.000.000,-
- Konsetrat (pakan tambahan) Rp. 2.000.000,-
- Obat Rp. 1.000.000,-
- Tenaga kerja 2 x 12 x Rp. 150.000,- Rp. 3.600.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 9.260.000,-
- Pendapatan
Kelahiran hidup/induk/tahun = 31 ekor
Penjualan:
- Bibit: 20 x 15 x Rp. 20.000,- Rp. 6.000.000,-
- Kelinci potong 20 x 15 x Rp. 50.000,- Rp. 15.000.000,-
- Feses/kotoran Rp. 60.000,-
- Bulu Rp. 750.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 21.810.000,-
- Keuntungan Rp. 12.550.000,-
- Parameter kelayakan usaha : - B/C ratio = 2,36
- Biaya Produksi
- Gambaran Peluang Agribisnis
Gerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah terutama yang berasal dari protein hewani sampai saat ini masih belum terpenuhi. Kebutuhan daging kita masih banyak dipenuhi dari impor. Kelinci yang punya keunggulan dalam cepatnya berkembang, mutu daging yang tinggi, pemeliharaan mudah dan rendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi didukung dengan permintaan pasar dan harga daging maupun bulu yang cukup tinggi.
Langganan:
Postingan (Atom)